TUGAS SEMANTIK
BAHASA INDONESIA
ANALISIS MAKNA
KELOMPOK KATA
Dosen Pengampu
: Ashari Hidayat, S.S., M.A
Disusun Oleh :
Masyarih
Yuro A’yun (F1G012019)
Nailun
Najah (F1G012016)
Purnama
Okto Vinali (F1G012019)
Kartini (F1G012021)
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN
ILMU BUDAYA
BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA
2014
PENDAHULUAN
Makna merupakan
hubungan pertalian antara bentuk dan acuan. Makna hadir karena kesadaran
pengamatan terhadap fakta dan penarikan kesimpulan yang keseluruhannya
berlangsung secara subjektif. Konsep makna berkaitan dengan kata dan referen.
Goeffrey Leech
membedakan makna menjadi tujuh tipe makna, yaitu makna konseptual, makna
konotatif, makna stilistika, makna afektif, makna reflektif, makna kolokatif,
dan makna tematik. Dengan catatan makna konotatif, stilistika, afektif,
reflektif dan kolokatif masuk dalam kelompok yang lebih besar yaitu makna asosiatif (Chaer, 2009: 59).
Makna
konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya dan sesuai dengan
referannya dan makna yang bebas dari hubungan apapun. Makna konseptual sama
artinya dengan makna refensial, leksikal dan denotatif. Makna tematik adalah
makna yang dikomunikasikan menurut cara penuturatau penulis menata pesannya,
dalam arti urutan, fokus dan penekanan. Makna asosiatif adalah makna yang
dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan
di luar bahasa. Misalnya kata melati berasosiasi dengan makna “suci” atau
“kesucian”.
Misalnya dalam
kelompok kata “gerakan kepala” terdapat beberapa kata yang memiliki makna
berbeda. Kata-kata tersebut seperti menengok, menoleh, mengangguk, menggeleng,
dan sebagainya. “Menengok” memiliki makna yang hampir sama dengan kata
“menoleh”, yakni memalingkan wajah ke belakang karena dipanggil atau melihat
sesuatu. Namun, kata “menengok” juga bisa berarti menjenguk orang yang sedang
sakit. “Mengangguk” memiliki makna mengiyakan atau menghormati lawan bicara,
sedangkan “menggeleng” memiliki makna menolak atau tidak tahu.
PEMBAHASAN
Dalam setiap bahasa, termasuk pada
bahasa Indonesia, seringkali kita temui adanya hubungan kemaknaan atau relasi
semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan
bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin menyangkut hal
kesamaan makna, kebalikan makna dan kegandaan makna. Berikut adalah kelompok
kata gerakan tangan yang merujuk pada makna kata tertentu.
Menurut
teori Verhaar, jika ada beberapa kata yang bersinonim tidak memiliki makna yang
sama persis, maka yang sama adalah informasinya. Meskipun demikian,
informasi bukanlah makna, karena
informasi bersifat ekstralingual dan makna besifat intralingual. Selain itu,
menurut teori analisis komponen, yang sama adalah bagian atau unsur tertentu
saja dari makna itu yang sama.
Bahasa
Indonesia memiliki perbendaharaan kata yang sebagian besar kata-kata itu
disebut dengan sinonim, yaitu hubungan atau relasi yang menyangkut hal kesamaan
makna. Secara etimologi, kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti ‘nama’ dan syn yang berarti ‘dengan’. Makna secara
harfiah, sinonim berarti ‘nama lain untuk benda atau hal yang sama’. Penulis
menemukan kesamaan makna pada kata-kata berikut.
1. Aktivitas
yang berhubungan dengan mata
Dalam kehidupan
sehari-hari, aktivitas mata sangat penting. Hal ini disebabkan, kegiatan yang
berhubungan dengan mata dapat memberikan informasi. Penulis menemukan beberapa
aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh mata, misalnya melihat, memandang, melotot, mengerling, mengedip, melirik, menyalangkan,
terbelalak, terpejam, mengamati,
memerhatikan, menilik, mengintip, dan
meninjau.
Perhatikan contoh-contoh
kalimat berikut ini:
Rudi melihat
pohon yang berbuah banyak.
Kata ’melihat’ dalam
kalimat di atas biasanya digunakan secara umum. ‘Melihat’ merupakan pokok kata
dari aktivitas yang berhubungan dengan mata. Kata ‘melihat’
bermakna menggunakan mata untuk memandang atau
memperhatikan.
Pelukis itu memandang hamparan lautan biru di depannya.
Kata ‘memandang’
bermakna melihat dan memperhatikan yang biasanya arah dan jaraknya tetap. Dalam
kalimat di atas, posisi pelukis tetap di tempatnya atau tidak beranjak pergi.
Matanya melotot melihat aku datang terlambat.
Kata ‘melotot’ dalam
kalimat tersebut bermakna melihat dengan melebarkan mata atau membuat seluruh
bola mata terlihat. Melotot pada kalimat tersebut digunakan untuk menunjukan
kemarahan karena keterlambatan atau kesalahan yang telah diperbuat.
Dia
mengerlingkan matanya saat wanita itu
berjalan di depannya.
Kata ‘mengerlingkan’
pada kalimat di atas merupakan suatu aktifitas mata yang bermakna genit, ganjen
atau menggoda seorang wanita. Kata ‘mengerlingkan’ berarti pandangan mata ke
sebelah kanan atau kiri tanpa menggerakkan kepala, hanya menggerakkan bola mata
ke arah sudut mata sebelah kanan atau kiri.
Ali
mengedipkan matanya yang kelilipan.
Kata ‘mengedip’
menggerakkan kelopak mata atau membuka dan menutup mata secara berganti-ganti. Pada
kalimat di atas, kata ‘mengedip’ digunakan untuk menunjukan reflek mata karena
kelilipan. Namun ‘mengedip’ juga bisa berarti isyarat seperti pada contoh
sebagai berikut.
Ali
mengedipkan matanya kepada Ani agar
menjaga rahasianya.
Pada kalimat di atas,
‘mengedip’ merupakan isyarat yang dilakukan Ali pada Ani agar Ani tidak
membocorkan rahasianya.
Siti melirik dengan tiba-tiba saat Ari
membuka telepon genggamnya.
Kata ‘melirik’ berarti
melihat dengan tajam ke samping kiri atau kanan.
Pemabuk
itu membentak Tono sambil menyalangkan
matanya.
Kata ‘menyalangkan’
berarti membelalakkan mata, membuka mata
lebar-lebar, atau memandang dengan sinar mata yang tajam.
Matanya
terbelalak saat kami membongkar rahasianya.
Kata
‘terbelalak’ berarti matanya terbuka lebar-lebar,
sehingga biji matanya kelihatan besar.
Dia terpejam karena lelah setelah seharian
bekerja.
Kata ‘terpejam’
memiliki makna mata yang tertutup.
Mereka
mengamati lingkungan sekitar sebelum
menghajar korban.
Kata
‘mengamati’ memiliki makna melihat dan memperhatikan dengan teliti.
Pemuda itu memerhatikan
semua penampilannya sebelum pergi berkencan.
Kata
‘memerhatikan’ memiliki makna melihat lama dan teliti.
Lama sekali ia menilik
foto- foto pada masa remajanya.
Kata
‘menilik’ memiliki makna melihat dengan sungguh-sungguh atau
mengamat-amati.
Jaka Tarub mengintip
para bidadari yang tengah mandi di sungai.
Kata
‘mengintip’ memiliki makna melihat melalui lubang
kecil, dari celah-celah, semak-semak, dan sebagainya sambil bersembunyi.
Menteri Dalam Negeri pergi ke Sulawesi untuk meninjau objek-objek pembangunan.
Kata
‘meninjau’ memiliki makna datang atau pergi
untuk melihat-lihat atau menengok, memeriksa, mengamati, dan sebagainya.
2.
Aktivitas yang berhubungan dengan tangan
Banyak sekali aktivitas yang berhubungan dengan tangan. Dalam
tulisan berikut akan dibahas mengenai bebeerapa aktivitas yang dilakukan oleh
tangan berdasarkan kelompok kata tertentu.
a.
Telapak tangan
Ada beberapa aktivitas tangan yang menggunakan telapak
tangan, seperti menampar, menempeleng,
menepuk, mengelus, meraba, membelai, menyentuh, dan memegang.
Perhatikan
contoh-contoh kalimat berikut ini:
Ia menampar
pipi adiknya.
Kata ‘menampar’ memiliki makna memukul dengan
telapak tangan.
Para warga menempeleng pencuri yang tertangkap basah.
Kata ‘menempeleng’ memiliki makna memukul
kepala bagian pelipis dengan telapak tangan.
Sambil menunggu umpannya disambar
ikan, Joko menepuk air danau.
Pada contoh kalimat di atas, kata ‘menepuk berarti menampar
dengan telapak tangan untuk mengadakan bunyi. Namun kata ‘menepuk’ juga bisa
berarti memukul seseorang dengan tidak keras dari belakang atau dari samping
menggunakan telapak tangan sebagai bentuk keakraban. Misalnya pada kalimat
sebagai berikut.
Ia menepuk
bahu kawannya yang tidak sengaja bertemu di halte.
b.
Genggaman tangan
Beberapa aktivitas tangan yang menggunakan genggaman tangan,
meliputi membawa dan menjinjing. Contoh kata ‘membawa’ dan
‘menjinjing’ dalam kalimat sebagai berikut.
Andi membawa
buku dari perpustakaan.
Kata ‘membawa’ memiliki makna memegang atau
mengangkat sesuatu sambil berjalan atau bergerak dari satu tempat ke tempat
lain.
Ibu menjinjing
keranjang saat pergi ke pasar.
Kata ‘menjinjing’ memiliki makna membawa sesuatu
dengan posisi tangan ke bawah dan tidak terlalu erat memegangnya.
c.
Kepalan tangan
Beberapa aktivitas tangan yang menggunakan kepalan
tangan, meliputi meninju, memukul, dan
menonjok. Contoh penggunaan kata meninju, memukul, dan menonjok terdapat pada kalimat sebagai
berikut.
Chris John berhasil meninju
lawannya hingga tergeletak.
Kata ‘meninju’ memiliki makna memukul dengan kepalan
tangan.
Bambang menonjok wajah
Yanto sampai babak belur.
Kata ‘menonjok’ memiliki makna meninju dengan kuat atau
menggocoh, identik dengan pukulan di wajah.
d.
Jari tangan
Beberapa aktivitas tangan yang menggunakan jari tangan,
meliputi mencubit, menyelentik, dan mencolek. Contoh penggunaan kata mencubit, menyelentik, dan mencolek terdapat pada kalimat-kalimat
sebagai berikut.
Ira mencubit
tangan Rina.
Kata ‘mencubit’ memiliki makna menjepit dengan
ibu jari dan telunjuk atau jari lain ke pipi, tangan, paha, dan sebagainya.
Ayah menyelentik telinga
adik.
Kata ‘menyelentik’ memiliki makna menyentil atau
aktivitas dua jari dengan menghentakkan salah satu jari pada bagian tubuh tertentu.
Ibu mencolek
sabun untuk mencuci baju.
Kata ‘mencolek’ memiliki makna mengambil sesuatu
dengan ujung jari. Tetapi ‘mencolek’ juga bisa bermakna menyentuh dengan ujung
jari seperti kalimat dibawah ini.
Ira mencolek
pipi Ana saat berbincang-bincang di kelas.
PENUTUP
Simpulan
Makna merupakan hubungan pertalian antara bentuk dan acuan.
Ada tujuh tipe makna, yaitu makna konseptual, makna konotatif,
makna stilistika, makna afektif, makna reflektif, makna kolokatif, dan makna
tematik. Dalam kajian makna, ada hubungan atau relasi kemaknaan yang mungkin
menyangkut hal kesamaan makna, kebalikan makna dan kegandaan makna.
Dalam kelompok kata
‘aktivitas yang berhubungan dengan mata’ ada beberapa kata yang menunjukkan
beberapa aktivitas yang dilakukan oleh mata seperti melihat, memandang, melotot, mengerling, mengedip, melirik,
menyalangkan, terbelalak, terpejam,
mengamati, memerhatikan, menilik, mengintip, dan meninjau.
Selain itu, ada pula
kelompok kata ‘aktivitas yang berhubungan dengan tangan’. Dalam kelompok kata
itu, ada pengelompokkan lain yang terbagi atas bagian tangan yang melakukan
aktivitasnya, seperti telapak tangan, genggaman tangan, kepalan tangan dan jari
tangan. Dalam kelompok telapak tangan, ada beberapa kata yang menunjukkan
aktivitas tangan seperti menampar,
menempeleng, menepuk, mengelus, meraba, membelai, menyentuh, dan memegang; sedangkan dalam kelompok kata
genggaman tangan, kata-kata yang menunjukkan aktivitas tangan ini seperti membawa dan menjinjing; dan kata dalam kelompok kata kepalan tangan meliputi meninju, memukul, dan menonjok; serta dalam kelompok kata jari
tangan ada kata mencubit, menyelentik,
dan mencolek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar