Jumat, 23 Mei 2014

ANALISIS MAKNA KELOMPOK KATA


TUGAS SEMANTIK BAHASA INDONESIA
ANALISIS MAKNA KELOMPOK KATA
Dosen Pengampu : Ashari Hidayat, S.S., M.A

Disusun Oleh :
Masyarih Yuro A’yun                      (F1G012019)
Nailun Najah                                     (F1G012016)
Purnama Okto Vinali                       (F1G012019)
Kartini                                                (F1G012021)


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU BUDAYA
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2014


PENDAHULUAN

Makna merupakan hubungan pertalian antara bentuk dan acuan. Makna hadir karena kesadaran pengamatan terhadap fakta dan penarikan kesimpulan yang keseluruhannya berlangsung secara subjektif. Konsep makna berkaitan dengan kata dan referen.
Goeffrey Leech membedakan makna menjadi tujuh tipe makna, yaitu makna konseptual, makna konotatif, makna stilistika, makna afektif, makna reflektif, makna kolokatif, dan makna tematik. Dengan catatan makna konotatif, stilistika, afektif, reflektif dan kolokatif masuk dalam kelompok yang lebih besar yaitu makna asosiatif (Chaer, 2009: 59).
Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya dan sesuai dengan referannya dan makna yang bebas dari hubungan apapun. Makna konseptual sama artinya dengan makna refensial, leksikal dan denotatif. Makna tematik adalah makna yang dikomunikasikan menurut cara penuturatau penulis menata pesannya, dalam arti urutan, fokus dan penekanan. Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan di luar bahasa. Misalnya kata melati berasosiasi dengan makna “suci” atau “kesucian”.
Misalnya dalam kelompok kata “gerakan kepala” terdapat beberapa kata yang memiliki makna berbeda. Kata-kata tersebut seperti menengok, menoleh, mengangguk, menggeleng, dan sebagainya. “Menengok” memiliki makna yang hampir sama dengan kata “menoleh”, yakni memalingkan wajah ke belakang karena dipanggil atau melihat sesuatu. Namun, kata “menengok” juga bisa berarti menjenguk orang yang sedang sakit. “Mengangguk” memiliki makna mengiyakan atau menghormati lawan bicara, sedangkan “menggeleng” memiliki makna menolak atau tidak tahu.



PEMBAHASAN
            Dalam setiap bahasa, termasuk pada bahasa Indonesia, seringkali kita temui adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin menyangkut hal kesamaan makna, kebalikan makna dan kegandaan makna. Berikut adalah kelompok kata gerakan tangan yang merujuk pada makna kata tertentu.
Menurut teori Verhaar, jika ada beberapa kata yang bersinonim tidak memiliki makna yang sama persis, maka yang sama adalah informasinya. Meskipun demikian, informasi  bukanlah makna, karena informasi bersifat ekstralingual dan makna besifat intralingual. Selain itu, menurut teori analisis komponen, yang sama adalah bagian atau unsur tertentu saja dari makna itu yang sama.
Bahasa Indonesia memiliki perbendaharaan kata yang sebagian besar kata-kata itu disebut dengan sinonim, yaitu hubungan atau relasi yang menyangkut hal kesamaan makna. Secara etimologi, kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti ‘nama’ dan syn yang berarti ‘dengan’. Makna secara harfiah, sinonim berarti ‘nama lain untuk benda atau hal yang sama’. Penulis menemukan kesamaan makna pada kata-kata berikut.
1.    Aktivitas yang berhubungan dengan mata
Dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas mata sangat penting. Hal ini disebabkan, kegiatan yang berhubungan dengan mata dapat memberikan informasi. Penulis menemukan beberapa aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh mata, misalnya melihat, memandang, melotot, mengerling, mengedip, melirik, menyalangkan, terbelalak,  terpejam, mengamati, memerhatikan, menilik, mengintip, dan meninjau.
Perhatikan contoh-contoh kalimat berikut ini:
       Rudi melihat pohon yang berbuah banyak.
Kata ’melihat’ dalam kalimat di atas biasanya digunakan secara umum. ‘Melihat’ merupakan pokok kata dari aktivitas yang berhubungan dengan mata. Kata ‘melihat’ bermakna menggunakan mata untuk memandang atau memperhatikan.

       Pelukis itu memandang hamparan lautan biru di depannya.
Kata ‘memandang’ bermakna melihat dan memperhatikan yang biasanya arah dan jaraknya tetap. Dalam kalimat di atas, posisi pelukis tetap di tempatnya atau tidak beranjak pergi.

       Matanya melotot melihat aku datang terlambat.
Kata ‘melotot’ dalam kalimat tersebut bermakna melihat dengan melebarkan mata atau membuat seluruh bola mata terlihat. Melotot pada kalimat tersebut digunakan untuk menunjukan kemarahan karena keterlambatan atau kesalahan yang telah diperbuat.

Dia mengerlingkan matanya saat wanita itu berjalan di depannya.
Kata ‘mengerlingkan’ pada kalimat di atas merupakan suatu aktifitas mata yang bermakna genit, ganjen atau menggoda seorang wanita. Kata ‘mengerlingkan’ berarti pandangan mata ke sebelah kanan atau kiri tanpa menggerakkan kepala, hanya menggerakkan bola mata ke arah sudut mata sebelah kanan atau kiri.

Ali mengedipkan matanya yang kelilipan.
Kata ‘mengedip’ menggerakkan kelopak mata atau membuka dan menutup mata secara berganti-ganti. Pada kalimat di atas, kata ‘mengedip’ digunakan untuk menunjukan reflek mata karena kelilipan. Namun ‘mengedip’ juga bisa berarti isyarat seperti pada contoh sebagai berikut.
Ali mengedipkan matanya kepada Ani agar menjaga rahasianya.
Pada kalimat di atas, ‘mengedip’ merupakan isyarat yang dilakukan Ali pada Ani agar Ani tidak membocorkan rahasianya.

Siti melirik dengan tiba-tiba saat Ari membuka telepon genggamnya.
Kata ‘melirik’ berarti melihat dengan tajam ke samping kiri atau kanan.

       Pemabuk itu membentak Tono sambil menyalangkan matanya.
Kata ‘menyalangkan’ berarti membelalakkan mata, membuka mata lebar-lebar, atau memandang dengan sinar mata yang tajam.

Matanya  terbelalak saat kami membongkar rahasianya.
Kata ‘terbelalak’ berarti matanya terbuka lebar-lebar, sehingga biji matanya kelihatan besar.

Dia terpejam karena lelah setelah seharian bekerja.
Kata ‘terpejam’ memiliki makna mata yang tertutup.

Mereka mengamati lingkungan sekitar sebelum menghajar korban.
Kata ‘mengamati’ memiliki makna melihat dan memperhatikan dengan teliti.

Pemuda itu memerhatikan semua penampilannya sebelum pergi berkencan.
Kata ‘memerhatikan’ memiliki makna melihat lama dan teliti.

Lama sekali ia menilik foto- foto pada masa remajanya.
Kata ‘menilik’ memiliki makna melihat dengan sungguh-sungguh atau mengamat-amati.

Jaka Tarub mengintip para bidadari yang tengah mandi di sungai.
Kata ‘mengintip’ memiliki makna melihat melalui lubang kecil, dari celah-celah, semak-semak, dan sebagainya sambil bersembunyi.

Menteri Dalam Negeri pergi ke Sulawesi untuk meninjau objek-objek pembangunan.
Kata ‘meninjau’ memiliki makna datang atau pergi untuk melihat-lihat atau menengok, memeriksa, mengamati, dan sebagainya.

2.    Aktivitas yang berhubungan dengan tangan
Banyak sekali aktivitas yang berhubungan dengan tangan. Dalam tulisan berikut akan dibahas mengenai bebeerapa aktivitas yang dilakukan oleh tangan berdasarkan kelompok kata tertentu.
a.    Telapak tangan
Ada beberapa aktivitas tangan yang menggunakan telapak tangan, seperti menampar, menempeleng, menepuk, mengelus, meraba, membelai, menyentuh, dan memegang.
Perhatikan contoh-contoh kalimat berikut ini:
Ia menampar pipi adiknya.
Kata ‘menampar’ memiliki makna memukul dengan telapak tangan.

Para warga menempeleng pencuri yang tertangkap basah.
Kata ‘menempeleng’ memiliki makna memukul kepala bagian pelipis dengan telapak tangan.

Sambil menunggu umpannya disambar ikan,  Joko menepuk air danau.
Pada contoh kalimat di atas, kata ‘menepuk berarti menampar dengan telapak tangan untuk mengadakan bunyi. Namun kata ‘menepuk’ juga bisa berarti memukul seseorang dengan tidak keras dari belakang atau dari samping menggunakan telapak tangan sebagai bentuk keakraban. Misalnya pada kalimat sebagai berikut.
Ia menepuk bahu kawannya yang tidak sengaja bertemu di halte.

b.    Genggaman tangan
Beberapa aktivitas tangan yang menggunakan genggaman tangan, meliputi membawa dan menjinjing. Contoh kata ‘membawa’ dan ‘menjinjing’ dalam kalimat sebagai berikut.
Andi membawa buku dari perpustakaan.
Kata ‘membawa’ memiliki makna memegang atau mengangkat sesuatu sambil berjalan atau bergerak dari satu tempat ke tempat lain.

Ibu menjinjing keranjang saat pergi ke pasar.
Kata ‘menjinjing’ memiliki makna membawa sesuatu dengan posisi tangan ke bawah dan tidak terlalu erat memegangnya.

c.    Kepalan tangan
Beberapa aktivitas tangan yang menggunakan kepalan tangan, meliputi meninju, memukul, dan menonjok. Contoh penggunaan kata meninju, memukul, dan menonjok terdapat pada kalimat sebagai berikut.
Chris John berhasil meninju lawannya hingga tergeletak.
Kata ‘meninju’ memiliki makna memukul dengan kepalan tangan.
Bambang menonjok wajah Yanto sampai babak belur.
Kata ‘menonjok’ memiliki makna meninju dengan kuat atau menggocoh, identik dengan pukulan di wajah.

d.   Jari tangan
Beberapa aktivitas tangan yang menggunakan jari tangan, meliputi mencubit, menyelentik, dan mencolek. Contoh penggunaan kata mencubit, menyelentik, dan mencolek terdapat pada kalimat-kalimat sebagai berikut.
Ira mencubit tangan Rina.
Kata ‘mencubit’ memiliki makna menjepit dengan ibu jari dan telunjuk atau jari lain ke pipi, tangan, paha, dan sebagainya.

Ayah menyelentik telinga adik.
Kata ‘menyelentik’ memiliki makna menyentil atau aktivitas dua jari dengan menghentakkan salah satu jari pada bagian tubuh tertentu.

Ibu mencolek sabun untuk mencuci baju.
Kata ‘mencolek’ memiliki makna mengambil sesuatu dengan ujung jari. Tetapi ‘mencolek’ juga bisa bermakna menyentuh dengan ujung jari seperti kalimat dibawah ini.
Ira mencolek pipi Ana saat berbincang-bincang di kelas.


PENUTUP
Simpulan
Makna merupakan hubungan pertalian antara bentuk dan acuan. Ada tujuh tipe makna, yaitu makna konseptual, makna konotatif, makna stilistika, makna afektif, makna reflektif, makna kolokatif, dan makna tematik. Dalam kajian makna, ada hubungan atau relasi kemaknaan yang mungkin menyangkut hal kesamaan makna, kebalikan makna dan kegandaan makna.
Dalam kelompok kata ‘aktivitas yang berhubungan dengan mata’ ada beberapa kata yang menunjukkan beberapa aktivitas yang dilakukan oleh mata seperti melihat, memandang, melotot, mengerling, mengedip, melirik, menyalangkan, terbelalak,  terpejam, mengamati, memerhatikan, menilik, mengintip, dan meninjau.
Selain itu, ada pula kelompok kata ‘aktivitas yang berhubungan dengan tangan’. Dalam kelompok kata itu, ada pengelompokkan lain yang terbagi atas bagian tangan yang melakukan aktivitasnya, seperti telapak tangan, genggaman tangan, kepalan tangan dan jari tangan. Dalam kelompok telapak tangan, ada beberapa kata yang menunjukkan aktivitas tangan seperti menampar, menempeleng, menepuk, mengelus, meraba, membelai, menyentuh, dan memegang; sedangkan dalam kelompok kata genggaman tangan, kata-kata yang menunjukkan aktivitas tangan ini seperti membawa dan menjinjing; dan kata dalam kelompok kata kepalan tangan meliputi meninju, memukul, dan menonjok; serta dalam kelompok kata jari tangan ada kata mencubit, menyelentik, dan mencolek.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar