Kamis, 23 Oktober 2014

Pendekatan Stilistika

ANALISIS CERPEN “KEMARAU” KARYA ANDREA HIRATA DENGAN PENDEKATAN STILISTIKA

Disusun Oleh :
Nailun Najah                                   F1G012016
Purnama Okto Vinali                      F1G012019
Kartini                                              F1G012021
Dosen Pengampu : Diah Wijayawati

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2014





PENDAHULUAN
Karya sastra pada umumnya memiliki banyak sisi untuk dikaji melalui beberapa pendekatan. Karya sastra bisa dikaji dari sisi pengarang, pembaca, maupun dari sisi karya sastra itu sendiri. Begitu juga dengan cerpen. Sebagai salah satu jenis karya sastra, cerpen bisa dikaji dari berbagai kacamata. Salah satunya dengan pendekatan stilistika.
Stilistika merupakan ilmu yang menyelidiki penggunaan bahasa dalam karya sastra. Ada beberapa style atau gaya dalam mengungkapkan sebuah ide. Penggunaan bahasa, pilihan kata yang estetis sekaligus bermakna sesuai prinsip dulce et utile, serta keutuhan cerita akan membuat nilai sebuah karya sastra lebih bermakna, mudah diterima, dan menarik.
Cerita pendek yang merupakan salah satu jenis karya sastra dapat kita ambil beberapa unsurnya untuk kemudian dijadikan sebagai objek yang dikaji melalui pendekatan stilistika. Dalam bukunya, Abrams memberikan pengertian tentang cerita sebagai sebuah urutan kejadian yang sederhana dalam urutan waktu (Abrams, 1981: 61), sedangkan Kenny mengartikan cerita sebagai peristiwa-peristiwa yang terjadi berdasarkan urutan waktu disajikan dalam sebuah karya fiksi (Kenny, 1996: 91).
Makalah ini akan menganalisis cerpen “Kemarau” karya Andrea Hirata dengan pendekatan stilistika. Pendekatan yang dilakukan ditinjau dari segi karya sastra itu sendiri.





PEMBAHASAN

Stilistika berfungsi sebagai jembatan antara bahasa dan kritik sastra. Hal ini disebabkan karena stilistika berada di antara keduanya. Telaah gaya bahasa dalam karya sastra diarahkan pada pilihan kata (diksi), susunan kalimat dan sintaksisnya, kepadatan dan tipe-tipe bahasa kisahannya, pola ritmenya, komponen bunyi, dan ciri-ciri formal lainnya (Pradopo, 1997: 190-191). Berdasarkan telaah bahasa dalam cerpen “Kemarau” karya Andrea Hirata yang dikaji dengan menggunakan pendekatan stilistika, terdapat ciri formal bahasa, yakni sebagai berikut.
1.        Pilihan Kata (Diksi)
Gaya atau pemilihan kata dalam karya sastra adalah cara pengarang menggunakan kata-kata atau kalimat untuk menyampaikan gagasan atau ide-ide. Dalam menganalisa pilihan kata, yang harus dilakukan pertama kali adalah mengamati apakah teks itu berisi kata-kata konkret dan khusus, ataupun berisi kata-kata abstrak dan umum.
Kata-kata konkret atau khusus dalam cerpen “Kemarau” yaitu sebagai berikut.
a.    Ngerem
Kata ngerem dalam cerpen tersebut memiliki makna berhenti. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Jarum pendeknya ngerem mendadak di angka lima.

b.    Mencerna makna
Kata mencerna dalam cerpen tersebut memiliki makna khusus, karena kata mencerna sendiri biasanya digunakan dalam Ilmu Biologi dan Kesehatan. Kata mencerna dalam hal ini bermakna memahami. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Sejak kecil pula aku telah berusaha mencerna makna filosofis patung itu, tapi selalu gagal.

c.    Enteng
Kata enteng dalam cerpen tersebut memiliki makna mudah. Kata enteng sendiri biasanya digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari. Kata enteng merupakan kosa kata dalam bahasa jawa. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Uang kecil diselipkan ke dalam kotak di samping tombak-tombak itu dapat menyebabkan pendermanya awet muda dan enteng jodoh.
d.   Kualat
Kata kualat dalam cerpen tersebut memiliki arti mendapat bencana atau celaka. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Anak-anak yang tak sengaja menunjuk tombak itu harus mengisap telunjuknya agar tidak kualat.

e.    Buduk
Kata buduk dalam cerpen tersebut memiliki arti sangat kotor, dekil atau tidak terawat. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Setiap minggu tempat itu dipenuhi orang-orang yang ingin melihat kijang yang saking buduknya sudah tampak serupa kambing.

f.     Gaek
Kata gaek dalam cerpen tersebut memiliki arti sangat tua atau tua renta. Hal ini tampak pada kutipan sebagai berikut.
Ada pula unta gaek yang menderita sakit batuk kering stadium 4.

g.    Uzur
Kata uzur dalam cerpen terssebut memilki arti sangat tua. Hal itu terdapat dalam kutipan sebagai berikut.
Ada orangutan uzur yang sudah ompong dan tampak terang-terangan menafsui bebek-bebek gendut di kolam butek sebelah sana.

h.    Menafsui
Kata menafsui dalam cerpen tersebut memiliki arti berselera (makan). Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.

Ada orangutan uzur yang sudah ompong dan tampak terang-terangan menafsui bebek-bebek gendut di kolam butek sebelah sana.

i.      Butek
Kata butek dalam cerpen tersebut memiliki arti keruh. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Ada orangutan uzur yang sudah ompong dan tampak terang-terangan menafsui bebek-bebek gendut di kolam butek sebelah sana.



j.      Udik
Kata udik dalam cerpen memiliki arti bodoh. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Mereka muak melihat orang-orang udik yang menontong mereka di dalam kandang.

k.    Afkir
Kata afkir/ apkir dalam cerpen tersebut memiliki arti ditolak. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Konon, mereka dihibahkan ke kampung kami karena telah afkir dari sebuah kebun binatang di Jawa, di mana mereka dianggap tidak sexy lagi.

l.      menggerung
kata menggerung dalam cerpen tersebut memiliki arti bunyi mesin gas truk keras. Pada umumnya, menggerung biasanya mengacu pada tangisan atau meraung keras. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Lalu kudengar gemerincing besi beradu, kemudian truk menggerung meninggalkan rumah.

Kata-kata abstrak atau umum dalam cerpen “Kemarau” yaitu sebagai berikut.
a.    Sexy
Kata sexy merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yang berarti menggairahkan. Kata sexy umumnya digunakan dalam percakapan sehari-hari anak-anak modern. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Konon, mereka dihibahkan ke kampung kami karena telah afkir dari sebuah kebun binatang di Jawa, di mana mereka dianggap tidak sexy lagi.

b.    tangkas
Kata tangkas dalam cerpen tersebut memiliki arti cepat atau cekatan. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Ayah melangkah tangkas sambil menyandang ransel berisi tang, ragum, dan sekeluarga kunci Inggris.



c.    Menyandang
Kata menyandang dalam cerpen tersebut memiliki arti meletakan di bahu atau memanggul. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Ayah melangkah tangkas sambil menyandang ransel berisi tang, ragum, dan sekeluarga kunci Inggris.

d.   Diemban
Kata diemban dalam cerpen tersebut memiliki arti di tanggung. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Kubayangkan, tugas-tugas yang berat diemban oleh bapak kunci paling besar, dan tugas-tugas sepele adalah bagian anak-anaknya.

e.    Illusionist
Kata illisionist dalam cerpen tersebut memiliki arti penipu. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Bangkai kapal keruk itu telah lenyap, macam telah disulap seorang illusionist.

f.     Berkelebat
Akata berkelebat dalam cerpen tersebut memiliki arti bergerak dengan cepat. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Kulihat ke luar jendela, seorang lelaki berkelebat dengan seragam mekaniknya yang hebat, lalu truk menggerung, pelan-pelan meninggalkan rumah.

g.    Termangu
Kata termangu dalam cerpen tersebut memiliki arti termenung/terdiam. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Aku termangu. Kerinduanku pada ayah semakin tak tertanggungkan.

h.    tak tertanggungkan
kata tak tertanggungkan dalam cerpen tersebut memiliki arti tak tertahan. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Kerinduanku pada ayah semakin tak tertanggungkan.

i.      Assalamualaikum
Kata asslamualaikum dalam cerpen tersebut memiliki arti salam atau sapaan. Kata asslamualaikum sendiri diadaptasi dari bahasa arab yang biasa digunakan untuk menyapa seseorang. Hal itu tampak pada kutipan sebagai berikut.
Di sana ada sebuah ruangan yang jika dimasuki harus membuka sandal dan mengucapkan assalamualaikum demi menghormati tombak-tombak karatan, peninggalan para hulu balang antah berantah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar